IQNA

Kisah Memilukan dari Kamp Penyegaran Ideologi Cina/ Pemaksaan Umat Muslim untuk Merubah Ideologi Agama

6:10 - June 13, 2018
Berita ID: 3472260
CINA (IQNA) - Dalam laporan baru-baru ini, salah satu tahanan di kamp penyegaran Cina menggambarkan tentang apa yang terjadi di sana dan menjelaskan bagaimana dia ditangkap tanpa pengadilan dan atau pengacara serta dipaksa untuk menyangkal keyakinannya.

 Kisah Memilukan dari Kamp Penyegaran Ideologi Cina/ Pemaksaan Umat Muslim untuk Merubah Ideologi Agama

Menurut laporan IQNA, dalam artikel ini, yang diterbitkan baru-baru ini dalam Islam 21, Omar Bikali menjelaskan peristiwa yang terjadi padanya di kamp.

Dia mengatakan bagaimana dirinya ditahan tanpa pengadilan atau pengacara dan dipaksa untuk menyangkal keyakinan Islamnya dan menerima serta memuji Partai Komunis. Saat Bikali menolak untuk melakukan ini, mereka memaksanya untuk berdiri di samping tembok selama 5 jam dan kemudian dia dijebloskan ke sel isolasi dan tidak memberinya air dan makanan selama 24 jam. Meskipun dia adalah seorang Kazakh, namun dia telah mendekam di penjara selama lebih dari 7 bulan dan mengatakan: “Saya masih memikirkan hari-hari itu setiap malam sampai shubuh dan saya tidak bisa tidur.”

Otoritas Cina telah menangkap hampir 1 juta muslim untuk apa yang mereka sebut penyegaran. Beberapa laporan menunjukkan bahwa pemerintah telah menangkap sejumlah muslim Uighur di kawasan Xinjiang serta memaksa mereka untuk memakan daging babi dan minum alkohol.

Tujuan dari kamp-kamp ini adalah untuk menghilangkan keyakinan Islam dan menyegarkan kembali ideologi politik rakyat. Penjara-penjara ini, yang telah menyebar dengan cepat selama setahun terakhir, telah memicu ketakutan di kalangan banyak muslim.

Salah satu kekerasan ekstrem yang dikenakan pada muslim Cina adalah mencegah umat Islam menghadiri masjid-masjid untuk salat Jumat atau untuk memiliki ayat-ayat Alquran di ponsel mereka.

Pemerintah Cina dalam kebijakan yang diambil untuk melawan ekstremisme dan terorisme dalam “Perang Masyarakat Melawan Terorisme” menamai penangkapan-penangkapan ini sebagai "perubahan melalui pendidikan,". Namun sejarawan Cina, James Millard dari universitas Georgetown mengatakan: pembersihan budaya adalah upaya Beijing untuk menemukan solusi menentukan bagi masalah Xinjiang. Para tahanan menemukan bagian terburuk dari hari-hari penawanan mereka ketika mereka dipaksa untuk berbicara buruk tentang norma-norma Islam.

Bikali mengingat salah satu tahanan yang dipaksa: “Ayah saya mengajari saya Alquran karena dia tidak melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada saya.”

Bikali takut menceritakan apa yang terjadi pada saat dia dipenjara dan takut akan membalas dendam dengan menyakiti keluarganya. Tetapi pada bulan Maret lalu, pertama-tama mereka menangkap saudara perempuannya dan kemudian tiba giliran ibu dan ayahnya. Bikali berkata: "Dengan apa yang sudah terjadi sejauh ini, saya tidak ada lagi untuk kehilangan sesuatu.”

Para perempuan Uighur juga telah ditangkap dalam peristiwa ini. Salah seorang perempuan Uighur yang ditangkap di kota Hutan pada tahun 2015 mengatakan dia dan beberapa tahanan perempuan lainnya dipaksa untuk meminta maaf kepada anak-anak mereka dikarenakan berjilbab, salat, dan mengajarkan Alquran. Pada akhirnya, mereka diinterogasi setiap 4 jam terus menerus. Si interogator mengajukan pertanyaan kepada mereka: Apakah Anda mengikuti hukum Cina atau syariat? Atau Anda tahu mengapa agama itu sangat berbahaya?

Bagian lain dari kebijakan Cina adalah bahwa pejabat masuk ke rumah orang-orang sekali dan tanpa pemberitahuan, dan mereka dipaksa untuk menanggapi pertanyaan tentang kehidupan pribadi dan pandangan politik mereka.

Tahun lalu, umat muslim Xinjiang tidak diizinkan untuk berpuasa selama Ramadan dan sebelumnya juga dilarang untuk memakai jilbab Islami dan "jambang yang tidak lumrah". Pihak berwenang Cina menginstruksikan umat Islam untuk menyerahkan sajadah dan Alquran mereka di daerah-daerah yang disebutkan dalam upaya untuk mendapatkan identitas agama masyarakat.

 

http://iqna.ir/fa/news/3721813

 

 

 

captcha