Surah An-Nahl; Menjelaskan Nikmat Allah swt yang Berlimpah
Surah An-Nahl adalah surah ke-16 Alquran dan salah satu surah Makiyyah, yang berada di juz ke-14 dengan 128 ayat. Surah ini adalah surah ke-70 yang diturunkan kepada Nabi Muhammad (saw).
Nama yang terkenal dari surah ini adalah An-Nahl. Alasan untuk nama ini adalah bahwa dalam surah ini, ayat 68, An-Nahl (lebah) disebutkan. Tentu saja, banyak berkah disebutkan dalam surah ini, tetapi referensi singkat, penuh makna dan mengejutkan untuk lebah. Beberapa sifat serangga ini dinyatakan dan penemuan lainnya diserahkan kepada audiens.
Fokus utama surah An-Nahl adalah menyebut nikmat Allah. Nikmat-nikmat ini termasuk hujan, sinar matahari, semua jenis tanaman dan buah-buahan, makanan dan ternak. Pencacahan nikmat Allah berdasarkan ayat-ayat surah ini diungkapkan dengan 5 tujuan syukur, hidayah, renungan, penyerahan diri pada ajakan kebenaran dan peringatan.
Bagian lain dari surah ini didedikasikan untuk pernyataan berbagai hukum Islam, seperti perintah untuk keadilan, kebajikan, hijrah, jihad, melarang hal yang keji dan munkar, kezaliman, penganiayaan, menyalahi janji dan demikian juga ajakan untuk bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, dan dalam hal ini, dari Ibrahim, jawara tauhid disebutkan sebagai hamba yang bersyukur dalam beberapa ayat. Larangan meminum miras, bangkai, babi dan darah adalah salah satu hukum praktis yang disebutkan dalam surah ini.
Masalah lain yang disebutkan dalam surah ini adalah kewajiban orang Yahudi untuk menghormati hari Sabtu. Masalah ini ditekankan dalam ayat 124. Menurut ayat ini, Allah swt menetapkan hari Sabtu sebagai hari libur bagi orang Yahudi; Sementara beberapa orang Yahudi bersyukur dan patuh pada perintah ini, beberapa tidak mematuhi perintah ilahi ini dan dihukum oleh Allah swt. (HRY)
