IQNA

Lailatul Qadar; Sebuah Kesempatan dengan Luas Seumur Hidup

13:36 - April 24, 2022
Berita ID: 3476735
TEHERAN (IQNA) - “Lailatul Qadar itu lebih utama dari seribu bulan” (Al-Qadr: 3); Ini adalah ayat yang secara eksplisit disebutkan dalam Alquran dan satu malam bernilai seribu bulan. Tetapi mengapa Lailatul Qadar begitu berharga dan mengapa nilainya setara dengan seribu bulan?

Ramadan adalah bulan tamu Allah dan jantung bulan ini adalah Malam Lailatul Qadar. Malam rahmat Ilahi dan pengampunan dosa dan malam agung di mana dianjurkan untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan dengan membaca Alquran dan melakukan munajat dan permohonan kepada Tuhan.

Nasihat terpenting pada malam Lailatul Qadar adalah terjaga sampai matahari terbit. Pada dekade ketiga Ramadan, Nabi (saw) akan meringkas tempat tidurnya dan pergi ke masjid untuk beri'tikaf, dan meskipun masjid di Madinah tidak memiliki atap, beliau tidak akan meninggalkan masjid bahkan ketika hujan. Nabi terjaga sepanjang malam.

Para pemimpin agama telah mengatakan bahwa kadar dan jenis peristiwa satu tahun ditentukan pada malam ini, yaitu, Allah menentukan hal-hal seperti hidup, mati, rezeki, kebahagiaan dan kesengsaraan manusia (Tafsir al-Mizan) dan amalan-amalan manusia efektif dalam takdir ini.

Aspek surgawi dan makna takdir urusan dunia dijelaskan dalam sumber-sumber Islam. Tetapi rangkaian ritual dan praktik yang direkomendasikan pada Malam Qadar difokuskan untuk menghidupkan ingatan Tuhan di hati. Mengungkapkan penyesalan dan istighfar dari dosa-dosa serta keputusan besar untuk masa depan adalah tema yang ditemukan dalam semua ibadah ini. Hal ini terutama terjadi dalam doa-doa terkenal, seperti doa Iftitah dan Abu Hamzah.

Jika kita ingin mempertimbangkan sebuah tema untuk malam ini, kita harus mengatakan bahwa Lailatul Qadar adalah malam perputaran manusia menuju Tuhan. Nabi Muhammad (saw) bersabda: “Sesungguhnya (nilai) amal-amal perbuatan adalah hanya bergantung kepada niatnya” dan Lailatul Qadar bertujuan untuk mempengaruhi niat manusia.

Banyak amalan-amalan umat Islam yang serupa dengan amalan manusia lainnya, tetapi dalam hukum Islam, ada pahala untuk itu. Makan, minum, bekerja, belajar ilmu, membantu yang membutuhkan, dll, dan bahkan orang-orang beriman yang tidur dan bernafas selama Ramadan diberi pahala. Mengapa? Karena itu dilakukan dengan melihat Allah dan dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh sifat-sifat ilahi. Niat ikhlas manusia membutuhkan keputusan besar yang menjadi mudah pada malam Lailatul Qadar.

Dengan pandangan inilah ayat mulia ini dipahami: “Lailatul Qadar itu lebih utama dari seribu bulan” (Al-Qadr: 3). Seribu bulan adalah sekitar 83 tahun, yang mungkin mengacu pada rata-rata umur seorang manusia. Artinya, dalam satu malam, seseorang dapat mencapai prestasi yang biasanya harus diperjuangkan seumur hidup. Pencapaian ini adalah niat murni Ilahi dimana, disamping mengampuni dosa masa lalu, mengarahkan perilaku masa depan manusia dan menempatkannya di antara manusia yang saleh.

* Takdir berarti menentukan kadar dan peristiwa yang telah ditentukan oleh Allah bagi dunia. Takdir tidak bertentangan dengan kebebasan kehendak manusia dan masalah otoritas, karena takdir ilahi sesuai dengan kelayakan individu dan tingkat iman dan takwa serta kemurnian niat dan tindakan-tindakan mereka. Artinya, ada sesuatu yang ditakdirkan untuk semua orang yang menjadi landasan bagi individu tersebut.

 

Kata kunci: Lailatul Qadar, Niat, Kebahagiaan, Takdir

Kunci-kunci: lailatul qadar ، Niat ، Kebahagiaan ، Takdir
captcha