Al-Azhar: Istilah "Agama Abrahamik" Adalah Dalih untuk Tujuan Politik
“Sekretariat Al-Azhar menerbitkan pernyataan tentang klaim yang dibuat terkait pembentukan lembaga keagamaan yang menyatukan tiga agama tauhid dalam satu agama bernama (Agama Abrahamik). Dinyatakan dalam pernyataan ini bahwa klaim-klaim tersebut berbahaya bagi agama dan dunia,” menurut Iqna, mengutip Arab 21.
Pada Februari lalu, Uni Emirat Arab membuka pusat yang disebut "Pusat Keluarga Agama-Agama Abrahamik", yang mencakup masjid, gereja, dan sinagog; Menurut para pendirinya, nama pusat tersebut diambil dari acara penandatanganan dokumen persaudaraan manusia untuk perdamaian dan koeksistensi global antara Paus Fransiskus dan Syekh Al-Azhar pada Februari 2019 di Abu Dhabi.
Pernyataan Al-Azhar secara tidak langsung mengacu pada pernyataan UEA: Mereka yang menginginkan pendekatan seperti itu harus mencari cara lain untuk mencapai kepentingan dan melaksanakan rencana mereka jauh dari kesucian agama samawi. Mereka harus menyerahkan agama kepada Allah dan pergi ke mana pun mereka inginkan dengan tujuan mereka.
Dalam lanjutan pernyataan Al-Azhar disebutkan, kebebasan dalam memilih keyakinan tidak menghalangi seseorang untuk berkomunikasi dengan pemeluk agama lain dan bekerja sama dengan mereka di jalan kebaikan dan takwa, karena mereka berasal dari kitab suci, dan berurusan dengan mereka berdasarkan keadilan dan saling menghormati adalah apa yang diserukan oleh Islam.
Pembicaraan yang sedang dibicarakan hari ini tentang persatuan agama atau yang disebut Agama Abrahamik, telah diangkat sebelumnya dan Al-Azhar telah mengumumkan pendapatnya tentang hal tersebut dan menjelaskan bahayanya. Mereka yang menginginkan pendekatan seperti itu harus mencari cara lain untuk mencapai minat dan mengimplementasikan rencana mereka. (HRY)
