IQNA

Pentingnya Mencari Kehalalan untuk Menunaikan Haji dan Umrah yang Mabrur

7:24 - April 22, 2024
Berita ID: 3479954
IQNA - Menekankan pentingnya mencari kehalalan sebelum menunaikan ibadah haji, rohaniawan karavan umrah dan haji mengatakan: Memperoleh kehalalan memberikan dasar diterimanya haji dan umrah. Orang yang berjiwa luhur merasa terganggu karena jiwanya tertutup debu, sehingga ketika mereka meminta halal, hal itu memberi mereka vitalitas spiritual yang lebih besar dan mereka layak untuk menghadap Rasulullah (saw) dan para imam Baqi’.

Menjelang pemberangkatan jamaah umrah kloter pertama ke tanah wahyu setelah 9 tahun, dan sedangkan pada akhir bulan ini jamaah haji kloter pertama juga akan berangkat ke Madinah, Hujjatul Islam wal Muslimin Hossein Shahamat, pengajar hauzah dan salah satu rohaniawan karavan umrah dan haji Tamattu’, dalam sebuah wawancara dengan Iqna menjelaskan salah satu langkah terpenting yang harus dilakukan jamaah haji dan umrah sebelum melakukan perjalanan. Ia mengatakan: “Manusia bergerak menuju pertumbuhan dan keunggulan; karena tanaman perlu dipangkas dan direpoting sesekali agar dapat tumbuh kembali di musim semi. Dalam semangat dan keyakinan kita sebagai manusia, masalah pasti akan muncul seiring berjalannya waktu dan kekurangan, kebiasaan dan keyakinan yang salah akan tercipta dalam cara hidup kita.”

Rohaniawan kafilah haji dan umrah ini menambahkan, jika ada kasus seseorang bersikeras tidak memberi kita kehalalan, hendaknya kita peka dan pergi menemui orang itu dan mendapatkan kehalalan darinya. Perjalanan umrah dan haji adalah kesempatan spiritual yang besar untuk mengarahkan hati orang-orang beriman kepada kita dan jika ada bahaya, memperbaikinya, dan yang paling penting, menjadikan doa orang-orang dan orang-orang di sekitar kita, menemani kita dalam perjalanan dan dasar diterimanya doa dan ibadah haji kita.

Ia menekankan bahwa ketika kami mendapat izin dari semua orang, kami akan berangkat haji dengan pikiran yang lebih santai karena kami tahu bahwa semua orang puas dan bahagia dengan kami dan mendoakan kami. “Ketika semua peziarah dihalalkan, dia mendoakan orang-orang di sekitarnya dengan hati yang suci dan cerah serta bahagia jika orang lain mendoakannya,” ucapnya.

Rohaniawan kafilah haji ini mencontohkan, dahulu kala sebelum perjalanan umrah dan haji diadakan walimah yang besar dan seremonial, lalu orang-orang disekitarnya mendatangi calon para jamaah dan meminta kehalalan kepada mereka. Ia mengatakan, namun sekarang pesta-pesta ini lebih sedikit, lebih baik karena mungkin ada riya’, pamer dan berbangga diri, dll dalam upacara ini. Kini dengan berkurangnya walimah, para peziarah bisa mendapatkan kehalalan melalui telepon, atau menjamu orang dengan acara sederhana, atau pergi mendatangi orang-orang yang dengan membawa manisan, yang memiliki kesalahpahaman di antara mereka dan mendapatkan kehalalan.

Hujjatul Islam Shahamat mengingatkan: “Allah ada dalam praduga dan prasangka orang-orang beriman.” Ketika prasangka orang-orang beriman itu baik terhadap kita, maka Allah akan menganggap kita baik dan menerima kita dengan baik serta menganggap kita sebagai tamu baiknya.

Pengajar hauzah ini menambahkan, Umrah dan haji adalah babak cerah dalam hidup yang Allah berikan agar kita bisa bangkit dan berkembang, dan selain dari masalah materi, uang untuk perjalanan ini harus diperoleh melalui cara yang halal dan rekening serta pembukuan kita harus benar. Masalah keridhaan makhluk Allah dan kerabat seseorang bisa efektif dalam keberhasilan perjalanan ini. (HRY)

 

4211345

captcha